tag:

28 August 2008

CLOVERFIELD: Great Idea meets Great Promo



Title:
Cloverfield (2008)

Director:
Matt Reeves

Writer:
Drew Goddard

Casts:
Lizzy Caplan, Jessica Lucas, T.J. Miller, Michael Stahl-David, Mike Vogel, Odette Yustman

Plot:
During a surprise leaving party, the lights go out and the ground begins to shake. With explosions happening everywhere, the party-goers decide to leave the apartment. Accompanied by a hand-held video camera, Hud manages to capture on film the terrifying incidents that occur.

Note:
Film yang jadi trendsetter tahun 2008 ini emang sudah sejak lama memulai ‘promosi’nya secara gencar tapi tetep misterius. Tapi menilik nama JJ Abrams sebagai produsernya, gue ngga langsung tertarik mengingat gue ngga terlalu suka dengan style-nya di serial Lost dan film Mission Impossible 3 (gue belom nonton serial Alias). Saat sudah mulai ‘ketahuan’ cara visualisasi film ini yang beda, jujur aja sempet juga gue tertarik untuk segera nonton Cloverfield. Tapi akhirnya gue pikir lagi bahwa visualisasi kan ‘cuma’ salah satu dari banyak aspek dari sebuah film. Dan gue putuskan untuk tidak buru-buru nonton film ini.

Sampai akhirnya gue berkesempatan nonton film ini dalam format DVD di rumah. Begitu film ini mulai, gue berkesimpulan bahwa lebih pas nonton film ini di rumah dengan luas layar televisi secukupnya saja. Hal ini terkait dengan ‘tema’ film Cloverfield. Ngga kebayang betapa pusingnya nonton film ini di layar lebar.

Cloverfield cukup bisa bikin gue untuk tetep terus ngikutin sampe film ini selesai. Mungkin juga karena gue udah biasa betah nonton film-film dokumenter. Tapi gue mencatat beberapa dramatisasi cerita yang bikin film ini jadi ngga selaras dengan ‘tema’nya. Film ini jadi terasa ‘unreal’. Nah rasa ini langsung ngingetin gue dengan serial Lost yang menurut gue terlalu didramatisir. Mirip banget rasanya.

Dari sisi cerita, film ini ngga terlalu istimewa buat gue. Tapi untuk visualisasinya dan juga cara promosinya, gue salut banget!!! Sukses jadi trendsetter tahun 2008.

RED CLIFF: Waiting for The Greatest Battle Ever Happened on Earth



Title:
Chi bi (2008)
a.k.a Red Cliff

Director:
John Woo

Writers:
Khan Chan
Cheng Kuo

Casts:
Chen Chang, Yong Hou, Jun Hu, Takeshi Kaneshiro, Tony Leung Chiu Wai, Zhou Yu, Chiling Lin, Shido Nakamura

Plot:
In 208 A.D., in the final days of the Han Dynasty, shrewd Prime Minster Cao Cao convinced the fickle Emperor Han the only way to unite all of China was to declare war on the kingdoms of Xu in the west and East Wu in the south. Thus began a military campaign of unprecedented scale, led by the Prime Minister, himself. Left with no other hope for survival, the kingdoms of Xu and East Wu formed an unlikely alliance. Numerous battles of strength and wit ensued, both on land and on water, eventually culminating in the battle of Red Cliff. During the battle, two thousand ships were burned, and the course of Chinese history was changed forever.

Note:
Duh ni film kenapa sih ngga diputer di Blitz juga?? Gue jadi nguber-nguber deh ke 21. Untung ajah masih keburu, sekalipun nemenin temen pacaran :D Masih dapet di salah satu bioskop yg bagus lah.

Sekalipun terbagi dalam 2 bagian (kayak Kill Bill) tapi part 1 ini asyik banget. Sekalipun asyik, film ini terasa segmented karena penontonnya wajib kenal dengan background cerita Three Kingdoms. Cerita ini adalah sejarah China yang melegenda. Buat yang suka sejarah (dan gamers) biasanya kenal dengan cerita ini. Tapi buat awam (yang rata-rata cewek) bakal bosen nonton film ini. Kalo warga China dan Hong Kong sih ngga bakal masalah dengan backround cerita film ini. Tapi bayangkan kalo mereka nonton film tentang Perang Diponegoro, kayaknya bakal sama seperti penonton awam Red Cliff.

Gue bisa bilang film ini karena gue cukup kenal dengan Three Kingdoms (sekalipun baru tau ada perang Red Cliff di film ini) tapi buat yang awam sama sekali bakal ketiduran karena bosen seperti ceweknya temen gue.

Tapi bisa juga kali ya menikmati film ini kalo kita mencoba membebaskan kepala dan ekspektasi atas film ini. Karena cerita film ini sih cukup fokus menceritakan pertempuran-pertempuran awal sebelum Battle of Red Cliff dan obrolan strategi-strateginya. Pengenalan karakter-karakter legend-nya juga keren-keren. Adegan pertempurannya megah sekaligus canggih. Visualisasi dari strategi perangnya dapet banget. Gaya kolosal pertempurannya bisa dibilang penyempurnaan dari adegan pertempuran kolosal di film-film perang sebelumnya. Thanks to Braveheart yang udah bikin adegan pertempuran realis sebelumnya.

Sekalipun kolosal, perlu dicatat bahwa film ini adalah film John Woo yang paling ‘halus’. Buat penyuka film-film besutan John Woo tentunya kenal dengan ‘trade mark’-nya yang keras dan cenderung kasar. Inget aja A Better Tomorrow Saga yang keras dan brutal. Kalo kesimpulan gue sih, John Woo ngga ‘main kasar’ di Red Cliff karena mungkin dia menganggap Three Kingdom terlalu agung untuk divisualkan dengan keras.

Dari awal sampai akhirnya, film ini dihiasi cast dengan nama-nama besar dan terkenal. Dari sisi penyampaian karakter dan aktingnya sih cukup enak. Cuma kalo diliat-liat lagi karakter yang ditampilkan masih sebatas cocok dengan pemerannya. Misalnya Takeshi Kaneshiro memang pantas memerankan Zhuge Liang tapi masih belum lepas dari pesona pribadi Takeshi sendiri. Enak banget liat Takeshi Kaneshiro jadi ahli strategi dan aktor intelektual di sini tapi masih sebatas dalam ‘versi’nya sendiri.

Terlepas dari apa pun kelebihan dan kekurangan yang ada, film ini cukup sukses menggiring gue untuk menunggu kelanjutannya; pertempuran terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah dunia!

THE HAPPENING: Shyamalan’s ‘Personal’ Movie



Title:
The Happening (2008)

Director:
M. Night Shyamalan

Writer:
M. Night Shyamalan

Casts:
Mark Wahlberg, Zooey Deschanel, John Leguizamo, Ashlyn Sanchez, Betty Buckley, Spencer Breslin

Plot:
Serangan mendadak terhadap warga Amerika Serikat di negaranya sendiri. Korban tewas berjatuhan nyaris serentak. Serangan pun meluas sejak dimulai dari area pantai Timur Amerika. Teroris kah?

Note:
Film ini bener-bener personal banget. Keliatan banget kalo Shyamalan sengaja bikin film ini dengan cara yang beda dengan film-filmnya sebelum ini. Sekalipun beda, tapi khasnya ngga ilang. Dia tetep jadi cameo di film ini. Ada yang tau dia jadi cameo di mana dan jadi siapa?? :D

Ketegangan yang dibangun sih keren juga, sekalipun beda dengan yang biasa dibikin Shyamalan sebelum ini. Kali ini dia bikin beda lengkap dengan bumbu gore-nya.

Sisi Asia Shyamalan juga muncul cukup jelas. Rasa kebersamaan para karakter di film ini berasa Asia banget.

Kalo dari sisi film sih boleh aja dibilang jelek, tapi kalo dari sisi tema sebenernya cukup mengerikan. Siapa tau kan hal ini bisa beneran terjadi?!

BE KIND REWIND: Our Beloved Movies



Title:
Be Kind Rewind (2008)

Director:
Michel Gondry

Writer:
Michel Gondry

Casts:
Jack Black, Mos Def, Danny Glover, Mia Farrow, Melonie Diaz

Plot:
A small VHS only video store faces foreclosure in a poor community. While watching the store for the owner, a blundering employee's friend accidentally erases all of the tapes. In order to keep their blunder from becoming apparent, the duo of Mos Def and Jack Black begin remaking the films themselves using homemade special effects and outdated filming techniques.

Note:
Awalnya gue tertarik karena ada adegan mereka ‘sweded’ film-film yang terhapus di rental VHS-nya. Eh ternyata ide itu ngga terlalu orisinal. Ngga apa-apa juga sih karena adegan sweded itu banyak sintingnya juga sih.

Perjuangan sweded mereka itu yang perlu ditiru semangatnya untuk semua penggemar film khususnya. Sekalipun dengan peralatan seadanya, mereka niat banget bikin sweded-nya. Cukup mengharukan. Semangat mencintai disimbolkan lewat film. Cinta pada film dan yang paling keren cinta pada kota dan icon-nya.

Gue bilang ini filmnya Michel Gondry yang paling ringan dengan ending yang ‘hollywood’ tapi masih sedikit ada touch Mr. Gondry-nya. Secara keseluruhan enak ditonton sampai selesai. Gue yang tadinya cuma liat sekelebatan karena yang nonton istri gue di DVD, akhirnya bisa ikutan sampe selesai

JUMPER: Made Me Jump to Another Movie Instead



Title:
Jumper (2008)

Director:
Doug Liman

Writers:
David S. Goyer and Jim Uhls

Casts:
Hayden Christensen, Jamie Bell, Rachel Bilson, Diane Lane, Samuel L. Jackson

Plot:
David Rice is a high school student in Ann Arbor, abandoned by his mother at five, enamored with Millie, a fellow student, and picked on by at least one classmate. On a winter's day, while about to drown, he discovers he can transport himself instantaneously to anyplace on earth. He leaves town, goes to New York City, robs a bank vault, and comes to the attention of a shadowy group of government hunters. Eight years later, the hunters, led by the murderous Roland, get a fix on David. He heads home, searches out Millie, invites her to travel with him, and only later realizes that Roland and his crew are seriously deadly. Is everyone close to David in danger?

Note:
Ngga asyik banget deh nonton film ini. Kalo dari special fx-nya sih boleh lah. Tapi secara keseluruhan ngga asyik. Ato emang mood gue ngga pas ya waktu nonton ini.
Buat hiburan cuma gitu-gitu aja. Dari sisi cerita juga ngga nendang. Cast-nya ngga ada yang asyik. Sampe Samuel L Jackson ngga berasa apa-apa deh buat gue.
Padahal director dan writer-nya kelas yahud punya loh. Sayang deh punya resources bagus tapi ngga optimal. Ato emang bukan project utama ya?! Kan ada tuh sekedar proyek bikin film aja sekedar menuhin budget dan ‘advice’ dari produsernya. Tapi masa iya sih Hollywood tega bikin sampe kayak gitu?!

Ah ya gitu lah. Kecewa sih enggak, tapi lebih ke menyayangkan kenapa ngga dibikin lebih matang

BALLS OF FURY: Having Fun with Absurdity



Title:
Balls of Fury (2007)

Director:
Robert Ben Garant

Writers:
Thomas Lennon
Robert Ben Garant

Casts:
Dan Fogler, Christopher Walken, George Lopez, Maggie Q, James Hong, Terry Crews, Robert Patrick, Diedrich Bader, Aisha Tyler, Thomas Lennon, Cary-Hiroyuki Tagawa, Brett DelBuono, Jason Scott Lee

Plot:
In the unsanctioned, underground, and unhinged world of extreme Ping-Pong, the competition is brutal and the stakes are deadly. Down-and-out former professional Ping-Pong phenom Randy Daytona is sucked into this maelstrom when FBI Agent Rodriguez recruits him for a secret mission. Randy is determined to bounce back and recapture his former glory, and to smoke out his father's killer - one of the FBI's Most Wanted, arch-fiend Feng. But, after two decades out of the game, Randy can't turn his life around and avenge his father's murder without a team of his own. He calls upon the spiritual guidance of blind Ping-Pong sage and restaurateur Wong, and the training expertise of Master Wong's wildly sexy niece Maggie, both of whom also have a dark history with Feng. All roads lead to Feng's mysterious jungle compound and the most unique Ping-Pong tournaments ever staged. There, Randy faces such formidable players as his long-ago Olympics opponent, the still-vicious Karl Wolfschtagg. Can Randy keep his eye on the ball? Will he achieve the redemption he craves while wielding a paddle? Is his backhand strong enough to triumph over rampant wickedness?

Note:
Entah kenapa kayaknya koq gue niat banget mo nonton film ini. Setau gue sebelom nonton film ini ngga review yang bilang film ini istimewa kecuali emang lucu. Awalnya sempet sok tau nonton film ini tanpa subs. Eh biarpun ringan, ngga nyaman nontonnya. Setelah dapet DVD dengan subs english yg bagus, gue abisin deh filmnya.

Cerita film ini emang niat banget untuk ngelucu sekalipun ngga terjebak jadi seperti film-film spoof lainnya. Lumayan cerdas untuk ngangkat tenis meja sebagai bahan cerita. Kalo biasanya udah banyak dibikin film cerita-cerita tentang pertarungan berantem (bela diri) underground, kali ini ada turnamen tenis meja underground. Plot-nya ngga jauh-jauh dari film Bloodsport tapi digarap dengan lumayan asyik dan nggak ngebosenin. Tenis meja jadi amat sangat bergengsi sekaligus menggelikan! Absurd!!

Gue melupakan semua film yang pernah gue tonton supaya bisa menikmati film ini. Dan cara ini terbukti sukses. Sepanjang film asyik ngakak tanpa sempat ngebandingin dengan film-film lain. Belom lagi mata jadi seger liat Maggie Q yang di film ini jagonya ngga ketulungan. Dan ternyata udah lama juga gue ngga nonton film komedi yang gue tonton dengan santai tanpa ekspektasi apa-apa.

Sekalipun setelah film selesai gue ngga ngerasa ada apa-apanya, tapi tetep merasa terhibur.