tag:

20 May 2008

MEDLEY: Hidup Harus Terus Dilanjutkan ...............

Title:
Medley

Director:
Franklin Darmadi

Screenplay:
Nicko Widjaja

Producers:
Gege Mboi, Oswin Bonifanz

Casts:
Yosi Mokalu, Alex Komang, Rachel Maryam, Imelda Therinne, Alexandra Gottardo

Plot:
Medley is a movie about parallel universe and possibilities in life… about choices, consequences and relationships. Inspired by Frank Capra’s 1946 film entitled “It’s a Wonderful Life”, Medley tells a story about one man, who is turning 30 years old in the next few days. He is unhappily married and not performing really well at work. One day, he is given a chance to change one past event for a better tomorrow.
Note:

(dalam Bahasa Indonesia yang jujur dan rada bener :D)

Diakui terinspirasi dari Frank Capra’s It’s a Wonderful Life, tapi buat generasi ‘muda’ penikmat film pastinya merasa film ini memiliki kemiripan tema dan dasar cerita dengan Bedazzled (dibintangi dengan asyik oleh duo Brendan Fraser dan Elizabeth Hurley).

Sekalipun terasa kurang orisinil, tapi niat baik film maker-nya bisa dimaklumi. Tema semacam ini boleh-boleh aja dibuat beberapa kali dalam berbagai versi. Apalagi dalam era seperti sekarang ini, di mana invidualistis dan hedonistis nyaris merajai semua strata sosial. Semua sibuk dengan dirinya sendiri dan semuanya sibuk menyalahkan keadaan apabila kemapanan dirinya terusik. Nyaris semuanya hanya tau bahwa dirinya lah yang mampu menentukan semuanya.

Tema cerita yang dalam dapat dibungkus secara ringan dan komikal dalam film ini. Runtut penceritaan dapat dinikmati dengan mengalir tanpa ‘diganggu’ dengan dialog-dialog yang menggurui. Yang menonton masih dapat terhibur sembari disusupi satu tema penting dalam kehidupan. Tokoh utamanya seperti mewakili apa yang kita rasakan sehari-hari, sekalipun dalam film ini digambarkan dari strata sosial tertentu.

Di film ini pula digambarkan bahwa rasa manusia tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi oleh apa pun. Rasa manusia tidak mengenal strata sosial, kekayaan dan batas apa pun juga. Ditegaskan juga bahwa kehendak Yang Maha Kuasa tidak dapat ‘dilawan’ dengan cara apapun. Dan waktu pun tak akan kembali. Namun tak boleh disesali. Hidup harus terus dilanjutkan.

Pemilihan Yosi Mokalu a.k.a Yosi Project Pop mungkin terasa miscast mengingat tokoh yang diperankannya dikelilingi perempuan-perempuan cantik (termasuk istrinya) dan punya kecenderungan selingkuh, namun menjadi sangat komikal dan cukup realistis kalo kita ingat bahwa di dunia nyata banyak sekali cowok-cowok dengan kegantengan ‘terbatas’ tapi punya kemauan besar untuk flirting dan selingkuh.

Mungkin kelemahan film ini hanyalah dalam segi teknis saja. Visual film ini terasa sangat TV. Gambar-gambarnya kurang teatrikal, kurang sinematik. Mungkin kalo dibandingkan dengan film-film ‘mainstream’ Indonesia mutakhir ngga banyak beda dari sisi visual. Film Indonesia mutakhir kan visualnya banyak yang mirip sinetron ato video klip musik. Tapi mengingat film maker Medley masih tergolong baru juga, ngga masalah lah. Mudah-mudahan karya berikutnya bisa lebih baik lagi. Atau siapa tau saya diajak kerja sama untuk proyek berikutnya


No comments: