15 January 2009
CINTA SETAMAN, Cinta menurut Harry Dagoe
Judul:
Cinta Setaman
Sutradara:
Harry Dagoe
Catatan:
Banyak orang maka banyak pula pendapat. Begitu juga dengan ekspektasi calon-calon penonton film bisa macam-macam terhadap film yang sama. Belum lagi kalau dikaitkan dengan selera. Ekspektasi bisa muncul karena terpancing dengan trailer filmnya. Bisa juga muncul karena membaca susunan cast dan crew filmnya; kalo sutradanya si anu biasanya filmnya mantap, kalo bintangnya si anu satu bioskop bakal tergetar, misalnya.
Gue pribadi bisa banyak macam cara gue lakuin untuk berekspektasi tentang suatu film yang akan gue tonton; bisa aja gue cari info sebanyak-banyaknya dari sumber mana saja, bisa juga niatin baca bukunya kalo film itu diangkat dari sebuah buku/novelnya. Tapi begitu masuk bioskop untuk film pilihan gue, biasanya gue hilangkan semua ekspektasi yang ada dalam hati dan pikiran gue. Dan hasilnya : film pilihan gue itu bisa ditonton dengan nyaman.
Sekalipun gue udah ‘kenal’ dengan karya Harry Dagoe, tentunya di film ini gue kepingin tahu seperti apa lagi yang ingin disampaikan Harry. Dengan meminimalisir ekspektasi, gue nonton aja langsung.
Film yang bercerita tentang cinta dalam beberapa fragmen kisah kelihatan sekali merupakan ‘opini’ pribadi seorang Harry tentang cinta. Seperti kisah yang disampaikan dalam film ini, seperti ini juga kira-kira cinta yang ‘dimengerti’ oleh Harry sekalipun mungkin kisah ‘cinta’ yang belum dialami langsung secara pribadi. Harry ‘memotret’ kehidupan ‘bercinta’ dari banyak sisi - cinta kepada ibu, problema poligami, cinta monyet anak bau kencur sampai cinta dalam keluarga yang agak materialis -. Semuanya terasa subyektif sekali.
Banyak sekali aktor dan aktris berbobot yang nimbrung dalam film ini. Gue merasa mereka ‘cuma’ datang dan pergi dalam cerita bertumpuk-tumpuk. Bahkan ada yang muncul berbeda dari biasanya. Hampir ngga ada benang merah di antara semua fragmen kisah kecuali semuanya mengetengahkan tema cinta dari banyak sisi.
Mungkin sekali buat yang sering menonton film-film kisah cinta dari belahan bumi manapun – apalagi film-film kisah cinta produksi Hollywood – bakal banyak mengernyitkan dahi menyaksikan film ini. Buat gue bukan baru kali ini menyaksikan film unik (kalo ngga boleh dibilang aneh) seperti ini; Ada lelucon garing, ada yang cuma lari-larian sepanjang film, ada pelacur yang kegatelan melulu, ada homoseks yang sayang Ibunya, ada Bapak yang nyantai banget berpoligami. Mungkin juga ngga sedikit penontonnya yang bakal teriak, “Nih film maunya apa sih?!”
Tapi buat gue, sekalipun kurang menghibur, cukup asyik mengikuti film ini sampai selesai. Dan pada akhirnya gue berkesimpulan ya mungkin seperti itulah cinta yang dimengerti oleh Harry Dagoe. Subyektif?? Pastinya!!
Labels:
Movies
No comments:
Post a Comment