Judul:
Pintu Terlarang
Penulis:
Sekar Ayu Asmara
Penerbit:
AKOER, Indonesia, Mei 2005; 227 hlm.
ISBN:
979-98229-0-4
Catatan:
Heboh upcoming thriller movie yang berjudul Pintu Terlarang karya Joko Anwar ternyata ngga selalu membuat banyak orang yang tahu kalo film itu didasari dari sebuah novel terbitan tahun 2004 yang berjudul sama karya Sekar Ayu Asmara, yang selain penulis juga seorang sutradara dan produser film (diantaranya memproduseri film Ca Bau Kan, produser-sutradara film Biola Tak Berdawai).
Sebenernya gue udah lama tahu adanya novel ini, bahkan pada awal perilisannya gue udah ‘kenal’. Entah kenapa gue ngga terlalu tertarik membacanya, kayaknya sih waktu itu memang gue lagi ngga terlalu suka baca buku/novel, mungkin sedang asyik-asyiknya nonton banyak film.
Joko Anwar selalu jadi sutradara favorit gue. Dan waktu tersiar kabar akan muncul film terbarunya yang berjudul Pintu Terlarang, seperti biasanya gue selalu mencari tahu banyak soal film ini. Selain karena memang fans Joko Anwar, gue juga penasaran karena film ini punya judul yang sama dengan novel karya Sekar Ayu Asmara. Dan akhirnya gue tahu juga kalo film Pintu Terlarang memang didasari novel ini.
Kebiasaan gue yang satu lagi, kalo ada film yang didasari sebuah tulisan/buku/novel biasanya gue baca dulu. Ini gue lakukan pada ‘kasus’ serial Harry Potter, Flemming’s Casino Royale dan Laskar Pelangi, sekalipun ngga gue lakukan pada trilogy Lord of The Ring dan Twilight. Namanya juga kebiasaan kan, bisa aja pada beberapa waktu ngga kepingin melakukan kebiasaan itu dengan berbagai pertimbangan.
Khusus untuk Pintu Terlarang pun sebenernya gue seperti bimbingan untuk harus membaca novelnya karena pas datang ke salah satu event diskon di grand opening salah satu toko buku terbesar di pusat Jakarta, novel ini seperti mendatangi gue dengan tergeletak persis di ujung sepatu gue!! Waktu itu sih baru sebatas tertarik beli sih. Gue juga punya kebiasaan banyak beli buku (khususnya kalo lagi berlebih uang) tapi belum tentu langsung dibaca. Tapi khusus novel ini menjadi salah satu buku yang langsung gue baca ngga lama setelah gue beli, selain buku Keberanian Bernama MUNIR.
Bukunya ngga tebel, tapi tulisannya cukup kecil-kecil, sekalipun masih dalam ukuran standar. Liat hurufnya, hampir aja gue mengurungkan niat untuk mulai membacanya. Sambil ‘nongkrong’ pagi-pagi gue coba mulai baca novel ini. Dan akhirnya gue malah ngga bisa gitu aja naruh novel ini karena beneran tersedot rasa penasaran untuk baca sampai abis! Novel lain yang sebelumnya jadi temen gue ‘nongkrong’ pagi-pagi malah jadi ditinggal sementara.
Udah lama gue ngga baca novel/cerita yang bikin gue penasaran sampai selesainya. Novel ini bisa bikin gue penasaran dengan gaya penceritaan yang naik turun dan maju mundur dan selalu menebak-nebak plot dan endingnya. Tebakan gue hampir tepat tapi ngga bisa sampai 100% karena ada deskripsi situasi tokoh utamanya yang bikin gue merinding dan tidak gue duga dari awal!
Yang juga cukup menarik untuk terus dibaca adalah penulisan dengan jenis huruf (font type) yang berbeda-beda untuk beberapa tokoh dalam novel ini. Buat gue, pembedaan penulisan jenis huruf ini jadi membangkitkan konsentrasi tertentu untuk karakter tertentu juga.
Novel dengan ending yang asyik dan ‘berani’ ini semakin bikin gue penasaran dengan adaptasi filmnya yang diaku Joko Anwar hanya sebatas ‘loosely based’ saja.
No comments:
Post a Comment