05 January 2010
AVATAR: Power of Mind, Power of Heart, Power of Nature
Title:
Avatar
Director:
James Cameron
Writer:
James Cameron
Casts:
Sam Worthington, Zoe Saldana, Sigourney Weaver, Stephen Lang, Michelle Rodriguez, Giovanni Ribisi, Joel Moore, CCH Pounder, Wes Studi, Laz Alonso, Dileep Rao
Plot:
When his brother is killed in battle, paraplegic Marine Jake Sully decides to take his place in a mission on the distant world of Pandora. There he learns of greedy corporate figurehead Parker Selfridge's intentions of driving off the native humanoid "Na'vi" in order to mine for the precious material scattered throughout their rich woodland. In exchange for the spinal surgery that will fix his legs, Jake gathers intel for the cooperating military unit spearheaded by gung-ho Colonel Quaritch, while simultaneously attempting to infiltrate the Na'vi people with the use of an "avatar" identity. While Jake begins to bond with the native tribe and quickly falls in love with the beautiful alien Neytiri, the restless Colonel moves forward with his ruthless extermination tactics, forcing the soldier to take a stand - and fight back in an epic battle for the fate of Pandora.
Note:
Manusia sesuai dengan kodratnya tidak akan pernah berhenti memperbaiki diri dan memperbaiki kehidupannya. Namun kata dasar ‘baik’ dalam kata ‘memperbaiki’ tidak selalu menjadi dasar dalam proses ‘memperbaiki’. Proses itu seringkali mengunakan cara-cara yang buruk karena kebutuhan untuk memperbaiki sudah terdistorsi dengan keinginan yang tidak mudah terpuaskan hingga ditunggangi nafsu dan berujung menjadi malapetaka.
Memperbaiki diri bisa berbanding lurus dengan aktualisasi diri. Hal ini dialami oleh Jake Sully, marinir dengan kelumpuhan pada kaki, yang diberikan kesempatan ikutan eksplorasi di Planet Pandora menggunakan wujud rekayasa genetika yang disebut ‘avatar’ menyerupai ras penghuni asli planet tersebut. Wujud yang menyempurnakan kekurangannya merupakan anugerah tersendiri bagi Jake Sully. Dalam wujud ‘baru’nya itu juga Jake Sully ‘menemukan’ dirinya kembali.
Kita bisa menikmati film yang dikerjakan lebih dari 1 dekade dari berbagai sisi. Sisi paling memukaunya tentu saja dari pencapaian visual tiga dimensi yang meletakan dasar visual film layar lebar kepada ‘dimensi’ baru yang semakin luas, yang mungkin saja membuat pusing filmmaker lain apabila ingin memproduksi film-film tiga dimensi di masa mendatang.
Dari sisi yang lebih ‘ringan’, kita juga bisa menikmati cerita cinta dua hati dari ‘clan’ yang sangat berbeda dibalut dengan saga pertempuran yang amat sangat megah dengan segala detail futuristiknya.
Tetapi gue pribadi menikmati sekali perjuangan individu seorang Jake Sully untuk menemukan dirinya dalam dunianya yang baru melalui alam Pandora yang masih murni. Kemurnian Pandora beserta segala isinya yang terjaga oleh Ras Na’vi membuka pikiran dan hati Jake Sully sebagai manusia bumi masa depan yang mungkin saja hampir kehilangan hati dan perasaannya.
Waktu nonton kedua kalinya dalam ‘edisi’ 3D yang berbeda, gue lebih menikmati visual 3Dnya tapi sama sekali tidak ‘mengganggu’ kedalaman ceritanya. Visual 3Dnya kali ini justru mendukung gue untuk lebih mendalami kemegahan kekuatan pikiran, kekuatan hati dan kekuatan alam di Pandora. James Cameron dengan cerdik membuat adegan-adegan megah dan seru tentang proses pemahaman Jake Sully tentang kehidupan di Pandora namun sukses menyisipkan kedigdayaan kemurnian semesta alam. Deru keserakahan yang didengungkan mesin-mesin baja berpelurukan nafsu dihadapi dengan perjuangan kemerdekaan namun dalam kepasrahan kepada alam Pandora yang suci.
Alam Pandora beserta semua unsur alamiahnya dengan gagah berani menggempur semua teknologi canggih yang pernah ditemukan manusia bumi di masa depan. Semua bersatu dalam komando dengan kuatan hati dan pikiran yang murni. Pertempuran megah antara teknologi melawan kekuatan alam membuat gue gregetan. Sepanjang adegan pertempuran membuat gue banyak-banyak menahan diri untuk tidak bersuara karena gemas, kagum sekaligus terharu.
Pesan untuk lebih menghargai alam memang bukan pertama kalinya diangkat menjadi sebuah film. Tapi kali ini James Cameron mengemasnya dengan cara yang memukau dan emosional. Beberapa symbol legenda kehidupan juga digunakan Cameron, salah satunya adalah pohon sumber kehidupan Ras Na’vi sebagai pusat semesta Pandora. Ritual penyerahan diri yang mirip tari kecak mengiringi Jake Sully menemukan dirinya, terlahir kembali dan menemukan surganya.
Labels:
Movies
1 comment:
Blog yang bgs.. info na menarik ^^
Post a Comment