Sutradara:
Lance
Cast:
Lukman Sardi, Luna Maya, Verdi Solaiman, Adry Valery Wens, Fachri Albar, Christian Sugiono
Plot:
Trio ‘above the law’, Haryo dan 2 sobatnya, bikin kesalahan di Overlust: Gay and Lesbian Bar. Sialnya perbuatan mereka ‘disaksikan’ oleh Ara yang autis, adik Viki si stripper primadona di bar tersebut. Kasus ini bikin Viki dan Ara diburu oleh Haryo cs untuk dihabisi sebagai cara untuk menutup aib mereka apabila kesalahan mereka ter-expose ke media. Maklum, Haryo sebagai ‘pelaku’ utama adalah anak salah satu petinggi negara. Maka Viki dan Ara menjalani satu hari terpanjang dalam hidup mereka.
Note:
Film ini buat gue memberi kesegaran karena punya genre dan tema yang berbeda dengan film2 Indonesia lainnya. Belom pernah ada sebelumnya film Indonesia yang mem-visualisasikan keadaan underground Jakarta dengan sejelas ini. Memang film ini di-claim berdasarkan buku berjudul sama hasil tulisan Moammar Emka. Tapi menurut gue mungkin lebih tepat di-claim sebagai film yang terinspirasi dari buku dimaksud. Plot cerita yang berbeda dengan yang disampaikan di dalam buku namun punya penggambaran kondisi underground Jakarta yang mendekati sebagaimana yang dideskripsikan bukunya.
Dari plot cerita menurut gue sebenernya film ini tetep layak menggunakan judul Jakarta Undercover. Menurut gue film ini malah menyampaikan aspek2 lain yang termasuk dalam ‘Jakarta Undercover’ lebih luas dari yang disampaikan di bukunya.
Selain karena gue kenal dengan salah satu cast di film ini (ngga usah gue sebut ye, males denger ntar lu pada protes), gue nonton film ini karena memang kepingin tau sejauh apa yang ditawarkan film ini. Apalagi begitu tau kalo script film ini ditulis oleh Joko Anwar. Gue termasuk fans-nya Joko.
Dan setelah nonton film ini, gue suka dengan filmnya. Khususnya dengan script yang bagus dan pace film yang terjaga cukup baik. Sekalipun waktu itu teater-nya ngga sampe terisi setengah, tapi penonton ikut2an gregetan di chasing Viki’s scenes, sampe beberapa dari penonton teriak, “Ayo cepetan, cepetan!” :D
Gue salut dengan script-nya, meskipun dari informasi ‘orang dalam’ ngga semuanya tervisualisasi, termasuk layer2 dari masing2 karakternya. Gue suka dengan gaya besutan Lance yang gue yakin jauh lebih maju daripada di Cinta Silver. Dan catatan penting buat acting Fachri Albar yang ‘mencuri’ di semua Amanda’s scenes.
No comments:
Post a Comment