Director:
Ben Affleck
Ben Affleck
Cast:
Casey Affleck, Michelle Monaghan, Morgan Freeman, Ed Harris
Plot:
Note:
Ngga biasanya ‘tantangan’ nonton suatu film begitu aja gue ikutin. Dari dulu gue ngga pernah gampang ‘tertantang’ untuk nonton sebuah film. Untuk nonton film, gue butuh dorongan yang kuat dari diri gue sendiri. Makanya untuk film ini lain dari yang lain. Gue jawab ‘tantangan’ nonton film ini, selain ‘ditantang’ istri juga oleh salah satu kawan di forum movie.
Sebenernya film ini udah digadang-gadang istri gue untuk ditonton sejak pertama kali liat poster teasernya di internet. Seperti biasanya, gue ngga terlalu tertarik dengan film begitu aja. Tapi karena udah dapet note dari istri, film ini jadi masuk list perhatian gue juga. Makin hari semakin gue perhatiin, kayaknya film ini cukup dark temanya. Tapi anehnya gue ngga pernah cari tau lebih tentang film ini. Browse di imdb.com tentang film ini baru setelah nonton selesai. Kebeneran ada waktu pagi ini dan memang sarananya udah cukup.
Dengan kebisaan bahasa inggris yang nanggung, gue nonton juga film. Setelah selesai nonton terbayang juga seandainya subs English-nya ngga bener, ancur deh ceritanya ngga lancar gue ikutin.
Ternyata gue salah menilai. Yang selama ini gue anggap ‘tantangan’ sebenernya adalah rekomendasi! Kesan dark ternyata memang bener-bener dark. Plus plot yang twisted. Tapi visualisasinya bagus. Dark story dan twisted plot divisualisasikan dengan cukup realis. Ngga perlu dengan nuansa murung dan muram. Mungkin memang spirit-nya yang realis, bukan noir.
Gue belom pernah tinggal di US, khususnya di Boston , di mana setting tempat dan waktu cerita film ini. Mungkin kultur masyarakat US , khususnya di Boston , masih belom ‘kena’ di gue. Kehidupan masyarakat Boston , khususnya kriminalitas, baru gue ‘kenal’ lewat fim ini dan The Departed. Unsur dark dari kriminalitas di Boston masih kurang gue pahami.
Tapi tanpa mengesampingkan kultur masyarakat Boston , film ini mengangkat tema tentang kebenaran yang lebih universal. Bahkan sangat universal. Dan tema kebenaran yang diangkat adalah kebenaran yang nyata. Bukan kebenaran yang idealis, juga bukan kebenaran yang utopis.
Dalam film ini, kebenaran disampaikan dengan senyata-nyatanya seperti dalam kehidupan sehari-hari. Kebenaran yang kasat mata dalam kehidupan tidak sesederhana hitam dam putih. Gue cenderung mengatakan bahwa kebenaran yang sebatas kasat mata masih dalam batasan abu-abu. Kebenaran hanya akan menjadi kebenaran yang nyata hitam dan putihnya adalah sejauh mana kita mencari kebenaran itu sendiri sampai sebenar-benarnya. Pencarian kebenaran itulah yang divisualisasikan dengan apik dalam film ini.
Salut untuk Ben Affleck. Adaptasi skenarionya dan besutannya dalam film ini cukup bisa menyampaikan pesan tentang abu-abunya kebenaran yang kasat mata. Jelas namun secara halus disampaikan bahwa tiap-tiap individu punya sisi kebenarannya masing-masing. Dan digambarkan pula bahwa kebenaran yang disampaikan dengan cara yang tidak benar membuat kebenaran itu tidak akan sampai dengan sebenar-benarnya.
Di sisi yang berseberangan, nyata sekali disampaikan bawah kebohongan akan menciptakan kebohongan-kebohongan berikutnya. Kebohongan baru untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Layaknya menggali kuburnya sendiri, semakin dalam sampai nantinya terkubur dengan sendirinya.
Lewat sebuah kasus kriminal, penyampaian kebenaran yang realis dalam film ini membuat perenungan dan pemahaman akan kebenaran yang ideal, yang sebenar-benarnya, yang sangat-sangat pribadi.
No comments:
Post a Comment