ditulis pada tanggal 30 Maret 2008
Title:
Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street
Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street
Director:
Tim Burton
Tim Burton
Cast:
Johnny Depp, Helena Bonham Carter, Alan Rickman, Sacha Baron Cohen
Johnny Depp, Helena Bonham Carter, Alan Rickman, Sacha Baron Cohen
Plot:
After being sent away by Judge Turpin, Sweeney Todd a.k.a Benjamin Barker returns toLondon with the help of a sailor, Anthony Hope. He opens a barber shop above Mrs. Lovett's Meat Pie Shop, where she sells "the worst pies in London ." With the help of Mrs. Lovett, Todd means to rid London of the corrupt aristocracy, and hopes to be reunited with his daughter, Johanna, who is now Judge Turpin's ward.
After being sent away by Judge Turpin, Sweeney Todd a.k.a Benjamin Barker returns to
Note:
Film yang aneh; Magical Movie! Gimana nggak, sebelom film ini istri gue muter film Hitman. Dua-duanya gue belom nonton. Hitman ditonton serius oleh istri gue sampe selesai, tapi gue liat sambil lewat-lewat aja. Bahkan gue tinggal mandi segala. Sempet juga gue online internet sebentar.
Film yang aneh; Magical Movie! Gimana nggak, sebelom film ini istri gue muter film Hitman. Dua-duanya gue belom nonton. Hitman ditonton serius oleh istri gue sampe selesai, tapi gue liat sambil lewat-lewat aja. Bahkan gue tinggal mandi segala. Sempet juga gue online internet sebentar.
Nah setelah Hitman selesai, gue iseng puter Sweeney Todd. Eh sejak mulai sampai habis, gue nyaris ngga lepas mata dari TV nonton film ini. Sejak detik awal film ini sudah begitu membius gue, padahal suasana horornya kentel banget. Apalagi dari awal opening creditnya udah bloody banget.
Setiap adegan yang muncul bener-bener bikin mata gue terus melototin TV. Pikiran untuk belajar untuk tes besok udah lupa bener (sekarang kepikiran lagi deh! Ugh!). gue udah terbius untuk terus ngikutin adegan per adegan dan terus penasaran ke adegan-adegan berikutnya.
Film yang didasari stage play Broadway ini sepertinya enak aja dibikin more dark and more bloody. Sekalipun hampir semua dialog dinyanyikan, gue tetep merasa menonton sebuah film yang musikal. Bukan sekedar play Broadway yang difilmkan.
Musiknya ajaib. Kadang terdengar tua, tapi sering juga terderngar seperti baru. Dan kali ini Burton ngga kerja bareng Danny Elfman supaya lebih dekat dengan versi Boradway-nya.
Pesan tentang how wrong the vengeance is (or you’ll never be better for not forgiving) disampaikan dengan berdarah-darah yang ektrim. Dendam kesumat malah menjadi virus yang mematikan bagi seluruh populasi di London, baik itu yang berakhir di tangan The Demon Barber maupun bagi yang ikut menikmati The Notorius Mrs. Lovett’s Meat Pie. Padahal The Great Judge Turpin masih tetap berkuasa.
Selamat Judge Turpin masih hidup, Mr. Todd semakin mengganas with a vengeance. And also vengeance has blinded him from love. And finally the vengeance has drowned him to the tragic end.
Jadi inget gue yang masih aja punya dendam, baik itu ke seseorang maupun kepada hidup ini. Sebenernya sih udah terasa kalau dendam ngga pernah bisa bikin gue nyaman. Mudah-mudahan gue bisa dapet pencerahan untuk mema’afkan.
That’s Tim Burton’s. Ngga tau deh, gimana bisa gue selalu terhipnotis kalo nonton karya-karya Mr. Burton. Gue selalu inget gimana terhipnotisnya gue sejak mulai liat detik pertama Sleepy Hollow. Padahal awalnya cuma pingin tau aja.
Masih selalu terbayang seandainya Mr. Burton kembali boleh bikin film Batman. Pasti banget kalo karakter Wayne/Batman di versi Burton ’s Batman kali ini bakal diperankan oleh Johnny Depp! When will my dream come true? :D
No comments:
Post a Comment