ditulis pada tanggal 23 April 2007
Judul:
Kala
Sutradara:
Joko Anwar
Cast:
Fachri Albar, Ario Bayu, Fahrani, Shanty, August Melaz
Plot:
Negara yang rakyatnya sudah jadi kacau dan brutal, jelas bikin pusing penegak hukum yang taat seperti Eros. Dalam kapasitasnya sebagai detektif polisi, Eros selalu ingin meredam chaos dan menuntaskan misteri motif pembakaran orang2 yang diduga sebagai pencopet. Sedangkan Janus, wartawan yang narkoleptik, berusaha mempertahankan istrinya, pekerjaannya dan hidupnya dengan melakukan investigasi kasus pembakaran tersebut. Namun ternyata di belakang semua itu ada misteri yang lebih besar, misteri yang terkait dengan kehidupan banyak orang.
Note:
Nih filem balik modal kagak yak?! Gue nonton hari Minggu di Puri 21 jam 17.20. Anjis! Cuman bertiga ajah satu studio 4 itu; gue, istri gue dan 1 orang lainnya (jangan2 kaskuser fovie tuh, betah lo seorang itu sampe film selese; hayo kaskuser ngaku!!). Tapi malah asyik. Yang seorang itu duduk di sekitar row C ato D. Gue berdua istri (masa iya misah!) duduk di row G deket alley. Dugaan gue (dan tepat terjadi) film ini bakal diputer dengan screen lebih kecil dari layar normal. Udah deh berasa nonton di rumah sendiri; duduk di tengah, komen santai ngga ngeganggu yang lain dan jelas tidak terganggu yang lain (ngga tau juga sih kalo ada makhluk halus di studio 4 situ yang terganggu dengan komen2 gue :D).
Sempet nahan ngantuk waktu nonton paruh pertama film itu, selain karena emang gue abis begadang sampe jam 2 pagi sebelomnya, film ini juga cenderung lambat meskipun ada beberapa suspense di beberapa scene. Apalagi kalo lagi scene malam, pasti plus ujan. Noir banget. Tapi seringnya bikin gue makin kedinginan dan ngantuk.
Begitu mulai nyandak dengan alur ceritanya, baru deh gue ‘seger’ dan antusias ngikutinnya. Dan memang sip!!
Dari keseluruhan, film ini sebenernya ngga noir. Film ini cuma style-nya aja yang ngambil dari film2 noir; cenderung gelap, busana yang American 30’s style, setting waktu yang antah berantah. Meskipun ada 1 unsur film noir yang masih jelas; violence yang lumayan vulgar.
Kalo dari sisi cerita, menurut gue ini lebih ke comic fantasy. Sepertinya Joko Anwar berusaha mengetengahkan comic fantasy dengan cerita thriller yang ‘dibumikan’ dengan mitos yang ada di Indonesia. Yang gue tau, comic di dunia barat sana ada sebagian yang memang ceritanya membumi dengan kondisi masyarakatnya, seperti comic terbitan Vertigo anak perusahaan DC. Dalam film ini, ceritanya seperti dalam terbitan Vertigo tapi lebih dibumikan lagi dengan mitos yang ada di Indonesia . Sebenernya cerita di film ini Indonesia banget.
Film ini punya cara bertutur yang cerdas. Setelah pada paruh pertama gue hampir terjebak bahwa gue sedang nonton film horor, setelah itu gue selalu dibikin penasaran dengan akhir cerita film ini. Semua tokoh yang muncul, baik itu main character maupun supporting character, semuanya punya peran yang tidak hanya numpang lewat. Semua karakter yang muncul justru harus diperhatikan, karena akan memberikan keterangan yang menjadikan gambaran keseluruhan cerita menjadi jelas.
Selamat dan sukses untuk Joko Anwar. Saya penggemar anda.
Selamat untuk MD Entertaintment, mudah2an ngga rugi.
Selamat untuk 21, mudah2an anda diberikan hidayah.
No comments:
Post a Comment