26 April 2010
D2 / DEMI DEWI: Ciri Penanda Charles Gozali
Judul:
D2 / Demi Dewi
Sutradara:
Charles Gozali
Penulis Skenario:
Charles Gozali
Para Pemeran:
Wulan Guritno, Winky Wiryawan, Widyawati, Sendy Taroreh, Ray Sahetapy, Volland Humonggio, Robertino, Linawati Halim.
Pemain cilik: Bulan Ayu dan Bella Grace Amanda Putri.
Plot:
Kisah perjuangan seorang ibu dalam menyelamatkan anaknya dari aksi penculikan. Konflik meningkat seiring terkuaknya misteri jati diri sang penculik, yaitu seorang ayah dengan dendam karena kehilangan buah hatinya...!
Catatan:
Sutradara ini selalu bersemangat dalam menceritakan proses-proses berfilmnya. Bahkan kadang terlalu bersemangat sehingga membuat gue bertanya-tanya, “Ini beneran ato cuma promosi?” Dan isi ceritanya selalu ‘lucu’ karena seringkali menceritakan proses shooting adegan action yang seru, padahal filmnya masuk kategori drama.
Yah mungkin itu salah satu bentuk curahan semangatnya. Dan juga kalo bukan karena semangatnya yang tinggi dan janjinya tidak akan membuat film yang ‘brengsek’, mungkin semua undangannya gue tolak.
Rasa skeptis gue (karena pengalaman dengan film pertamanya) justru dimentahkan secara mengejutkan! Film ini cukup rapi dan cerdas dalam penuturan cerita. Rasa penasaran yang muncul ketika menyaksikan trailernya, bisa dijabarkan dengan baik dalam filmnya. Semuanya tidak terburu-buru sekalipun kisah dramanya berbalut thriller.
Terlepas dari beberapa dialog yang kadang terdengar tidak perlu, tapi lapis demi lapis cerita mampu disampaikan dengan baik, yang bisa membuat gue tertarik untuk terus mengikuti ceritanya sampai film selesai. Mungkin ini yang menjawab dengan tegas bahwa adalah vital apabila sebuah skenario haruslah fixed sebelum proses shooting dimulai. Dan si sutradara terlihat sudah memegang kendali penuh atas filmnya ini.
Setiap aktor/aktris yang terlibat berperan cukup baik, tidak terkecuali beberapa aktor dengan peran kecil dalam film ini. Namun dari semuanya, akting Widyawati mampu mencuri perhatian sekalipun hanya dalam peran kecil dan dalam keterbatasan durasi adegannya.
Yang paling menarik secara keseluruhan adalah film ini memiliki nuansa berbeda dengan film-film Indonesia mutakhir. Mungkin sebagian film Indonesia terasa nuansa Hollywood-nya, sebagian lagi terasa nuansa gaya Eropa, sebagian lagi mungkin terasa Bollywood-nya, khusus film ini gue merasakan nuansa film-film drama Hong Kong era akhir 80-an. Mungkin gaya nuansa ini tidak disengaja oleh sutradara yang besar dalam produksi film-film drama Indonesia 80-an. Tapi gue melihatnya sebagai ciri khas sebagai penanda untuk karya-karya selanjutnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)