tag:

20 November 2011

FISFiC 2011 akhirnya rilis!

Antrean di depan Audi

Proyek pembibitan sineas muda khusus di genre fantastik (horor/thriller/action/fantasy) ini akhirnya dirilis hasilnya! Keenam film pendek yang telah diumumkan pada tanggal 1 Agustus 2011 lalu telah bisa dilihat hasilnya di layar lebar. Rilisnya pun tetap pada ‘induk’nya, premier pada tanggal 14 November 2011, yaitu di dalam Indonesia International Fantastic Film Festival (iNAFFF) 2011.

Fantastic Indonesian Short Film Competition (FISFiC) ini sudah digadang-gadang sejak setahun yang lalu, tepat saat iNAFFF 2010 digelar. Dengan niat yang nyambung banget dengan iNAFFF yang kepingin memberikan penonton Indonesia film-film bergenre fantastik yang bermutu, FISFiC berusaha menyaring calon-calon sineas muda khusus di genre fantastik supaya mendapat kesempatan berkarya dan karyanya nanti mampu menggusur film-film horor sampah yang masih rajin mengisi layar-layar bioskop di Indonesia.

Film yang masing-masing dibuat dengan budget murah dan disyuting dalam waktu lebih kurang 3 hari ini tidaklah tampil murahan dan asal-asalan. Di antara filmmaker mudah yang terpilih ada tim yang pernah membuat film pendek genre thriller. Ada pula sutradara yang sudah beberapa kali menjadi penulis skenario film-film thriller layar lebar Indonesia.

trailer FISFiC 6 vol.1


Cerita yang disuguhkan oleh keenam film yang gabungannya disebut sebagai FISFiC 6 vol.1 ini sungguh seragam; ada zombie dengan latar zaman pendudukan Jepang di Indonesia, ada makhluk jadi-jadian pas malam terang bulan, ada makhluk pemakan otak manusia, ada juga yang makhluk halus beneran. Kalo ada efek khusus yang masih kedodoran, mungkin karena terbentur budget. Tapi bisa juga karena kurang lihai mengakali eksekusinya dengan budget yang ada. Namanya juga masih pemula, harap maklum.

Rumah Babi mendapatkan sambutan yang paling meriah. Film ini digarap dengan cukup rapih dengan penuturan yang menarik plus dengan twist yang asyik dan paling mengejutkan. Sementara Taksi lumayan asyik dengan kepadatan adegan di dalam sebuah taksi yang melaju dan penampilan Shareefa Danish yang OK, meski twist-nya dapat saya tebak sejak dengan mudah.

Reckoning, yang berganti judul dari Goblins, menghadirkan teror yang ketat sejak awal. Teror yang hadir cukup menggedor dengan dibantu sinematografi yang asyik dengan warna hitam putih. Sayangnya penggunaan bahasa Inggris dalam dialog cepat dan panjang-panjang, minus subtitle bahasa Indonesia, membuat penonton banyak yang kelelahan dan otomatis menurunkan tensi teror ceritanya.

Kalo mau cerita makhluk aneh dan ngga umum dengan latar rumah tahanan terpencil silakan memilih Meal Time. Film ini hadir ngga hanya dengan gore tapi juga sadis serta dilengkapi dengan twist ending ngga gampang ditebak.

Dari semua film genre fantastik yang saya tahu, biasanya selalu ada film yang disuguhkan pada level lebay plus ngawur maksimal hingga malah memancing rasa lucu, bukan ngeri atau bergidik, dan terbahak-bahak saat menontonnya. Sepertinya Rengasdengklok mengambil ‘pakem’ itu. Sebenernya sejak awal dialog dalam film ini sudah masuk pada pakem itu, tapi saya sempat mengira bahwa itu hanya kelemahan skrip dan eksekusi dari filmmaker pemula. Namun semakin lama film itu berjalan saya jadi yakin bahwa Rengasdengklok memang sengaja ngawur tapi dengan tidak lupa menyelipkan twist yang sepertinya jadi pakem wajib di setiap film bergenre fantastik.

Untuk kerapihan cerita, saya paling suka dengan Effect yang menampilkan thriller pembunuhan terencana yang apik. Rangkaian kejadian yang dihadirkan mirip dengan runtutan kejadian dalam seri Final Destination, tapi di dalamnya juga terselip pengarahan psikologis hingga mampu mengarahkan orang-orang yang terlibat tanpa menyadarinya. Justru faktor psikologis itu yang bikin Effect jadi terasa lebih nyata dibanding Final Destinantion.


Antologi FISFiC 6 vol.1 ini masih belum jelas apakah akan ditayangkan secara reguler di bioskop. Tapi yang pasti DVDnya sudah dirilis oleh Jive Collection yang secara khusus dirilis pada hari yang sama berbarengan dengan premier film ini di iNAFFF 2011.

Dari keenam film pendek ini akan ada satu pemenang yang nanti filmnya akan dibuat ulang yang kemudian digabungkan ke dalam omnibus film-film pendek genre fantastik lainnya yang dibesut oleh Gareth Huw Evans (Merantau), The Mo Brothers (Rumah Dara) dan Joko Anwar (Pintu Terlarang). Pemenangnya akan diumumkan pada penutupan iNAFFF 2011.

Boleh dibilang FISFiC 6 vol.1 ini adalah film dari penggemar iNAFF, oleh penggemar iNAFFF dan untuk penggemar iNAFFF.


No comments: