tag:

25 August 2009

DIKEJAR SETAN: Masih Belom Percaya Harry Dagoe Bikin Film Horror?!



Judul:
Dikejar Setan

Sutradara:
Harry Dagoe Suharyadi

Penulis:
Harry Dagoe Suharyadi, Armantono

Pemeran:
Nadya Vella, Frans Nicholas, Dida Airlangga, Ruly Rizal, Winda Amanta, Djenas Maesa Ayu

Sinopsis:
Tiga pasang remaja yang tengah berpacaran berkelompok untuk membuat film horror amatiran berjudul “Dikejar Setan”. Rencananya film tersebut diikut sertakan pada sebuah festival film indie.
Untuk mencuri perhatian penonton, Mereka bersepakat memunculkan hantu sungguhan saat adegan setannya dibuat. Maka dilibatkanlah seorang ahli pemanggil setan dalam proses shooting.
Dari mulai peristiwa shooting itulah justru keganjilan dan keanehan mulai terjadi pada diri mereka masing-masing. Pelan-pelan realitas dan halusinasi semakin tak jelas lagi di mata mereka, begitupun dengan dunia nyata dan dunia halus, masa lalu dan masa sekarang.
Tak hanya itu, merekapun jadi terseret pada peristiwa kejahatan yang menelan korban nyawa yang tidak mereka lakukan. Anehnya peristiwa tersebut telah terjadi beberapa waktu yang silam. Dan celakanya merekalah yang justru menjadi bagian dari kejahatan tersebut dan harus menerima pembalasan atas kejahatan itu..
Dalam kondisi ter-terror, panik dan kebingungan, mereka mencoba mencari orang-orang yang dapat membuka kunci misteri tersebut. Tak mudah memulai dari mana, sementara Terror “kematian” itu sudah di hadapan mereka…


Catatan:
Karyanya Harry Dagoe?! Hmmmmmm…….sejak kapan dia mau bikin film horror?? Harry Dagoe yang gue ‘tau’ biasanya ngga lepas dari film drama, sekalipun bertema anak-anak. Karakter film-filmnya yang unik jadinya bikin gue penasaran untuk nonton film terbarunya ini.

Mungkin jodoh kali ya, ada aja kesempatan ikutan Press Screening!! Padahal gue bukan wartawan loh!! Adalah temen wartawan yang katanya punya kelebihan undangan press screening film Dikejar Setan. Datanglah daku pagi-pagi ke venue, ketemu temen-temen wartawan itu. Dan gue juga ngga ngelewatin kesempatan untuk secara khusus minta tanda tangan Harry Dagoe di DVD filmnya salah satu koleksi gue.

Ah OK mulailah kita masuk ke studio. Dan sambil nunggu mulai, seperti biasanya kalo gue mau nonton horror di bioskop pasti nervous!! Ahahahaha dodolnya! Gue ngga seberani yang orang duga kalo berurusan dengan film horror, khususnya kalo wajib nonton di bioskop. Tahun lalu ada satu film horror yang gue tonton sampe 3 kali di bioskop, dan dalam kesempatan ketiga-tiganya selalu nervous!! Makanya gue jarang sekali nonton film horror di bioskop, kecuali beberapa film horror Indonesia yang gue anggap bermutu dan pantas untuk disaksikan di bioskop.

Setelah dibuka dengan sedikit ‘sambutan’ dari produksi dan juga sekelumit kata-kata dari sutradaranya, dimulailah filmnya langsung to the point!!

Mengutip apa yang dibilang Djenar Maesa Ayu di press conference setelah penayangan filmya, bahwa yang paling utama dari sebuah film adalah sisi komunikatifnya, apa yang ingin disampaikan bisa sampai dan diterima oleh penontonnya. Dan untuk Dikejar Setan yang diklaim sebagai film horror, gue merasa film ini sudah bisa dibilang berhasil menyampaikan kengerian kepada penontonnya, khususnya gue! Di film itu kita ngga cuma disuguhkan para aktor/aktris yang ketakutan, tapi kita juga merasakan kengeriannya.

Secara umum, film ini ngga punya tema yang orisinil. Pastinya begitu tau sinopsisnya, salah satu dari kita bakal mengingat-ingat ada film horror lain yang memiliki kesamaan plot cerita. Dan dalam visualisasinya, film ini juga masih menggunakan gimmick-gimmick film horror yang sudah ‘umum’; misalnya, udah tau ada yang aneh di ujung sana eh koq malah mendekati ke sana untuk cari tau.

Situasi setting yang suram juga dimaksimalkan. Tapi suram di sini ngga mesti gelap, juga ngga melulu malam. Yang agak mengganggu ada di sisi efek khusus untuk make up wajah/penampilan seram. Sepertinya keterbatasan dana jadi kendala untuk memaksimalkan make up untuk wajah/penampilan seram.

Akting yang cukupan aja dari para pendatang baru rasanya sih pas aja, karena film ini lebih mengangkat situasi seram secara keseluruhan. Sekalipun ingin menyampaikan kengerian, Harry Dagoe membuat penontonnya dalam kondisi yang naik-turun. Penonton ngga melulu disuguhi suasana tegang. Setelah tegang seringkali masuk ke situasi mellow. Nah gue cukup bermasalah dengan situasi mellow ala Harry Dagoe ini; kadang terasa sangat-sangat drop, jatuh jauh dan dalam banget setelah diangkat tinggi dalam ketegangan horror. Ngga cuma jatuhnya yang dalam tapi juga kadang terasa kepanjangan. Belom lagi ‘didukung’ dengan lagu latar yang kadang metal (= melankolis total).

Tapi salah satu kelebihan dari film ini, Harry Dagoe sukses memoles beberapa gimmick horror yang sudah umum. Bagi pecinta film horror kan banyak tuh gimmick yang udah pasti ketebak di mana punch line-nya. Nah Harry Dagoe cukup sukses mengejutkan penontonnya dengan memoles punch line-nya.

Sebagai film horror, sukseslah film ini untuk menakut-nakuti gue. Ngga cuma ngeliatin aktor/aktris yang ketakutan dalam film. Dan juga ngga ngetawain adegan-adegan horror-nya.

No comments: