tag:

02 April 2008

3 HARI UNTUK SELAMANYA

ditulis pada tanggal 16 Juni 2007

Judul:
3 Hari untuk Selamanya

Sutradara: 
Riri Riza

Pemain: 
Nicholas Saputra, Ardinia Wirasti

Plot:
Yusuf (Nicholas Saputra) diberi tugas oleh tantenya yang juga ibu dari calon mempelai perempuan untuk mengantarkan dinner set warisan tradisi keluarga untuk dibawa via jalan darat untuk nantinya digunakan pada saat malam midodareni di Yogyakarta, sementara keluarga lainnya berangkat lebih dulu ke Yogyakarta menggunakan pesawat. Namun karena kesiangan bangun abis dugem semalam, Ambar (Ardinia Wirasti), adik calon mempelai perempuan ketinggalan pesawat dan akhirnya berangkat bersama Yusuf naik mobil.
Perjalanan darat ke Yogyakarta yang normalnya paling lama ditempuh dalam sehari semalam saja, oleh mereka menjadi 3 hari. Dan selama itulah mereka berusaha menemukan diri mereka masing-masing lewat partner seperjalanan mereka.

Note:
Ini pengalaman gue ketiga kalinya nonton di Blitz. Pengalaman kedua gue belom sempet gue review di sini. Langsung ke yang ketiga aja ya.
Blitz-nya sih masih sama dan ngga pindah. Tapi karena film ini gue jadi tau bahwa ngga semua auditorium yang tersedia punya kapasitas yang sama. Tadi gue nonton di Audi 5 dengan kapasitas mungkin cuma setengah dari Audi 1 atau 2, tapi rasanya sih lebar layarnya tetep sama. Yang bikin gue kagum sih meskipun udah sampe di Audi 5 tapi tetep pake tata suara dolby system.
Yang rada ajaib sih filmnya tadi itu.
Yang gue tau sih tema road movie kayak gini susye untuk menarik perhatian penonton. Jelasnya di Indonesia sih jarang tema kayak gini, yah tertariklah gue nonton. Apalagi diproduseri Miles dan disutradarai Riri Riza. Dan gue sudah ‘ancang2’ dengan ngedengerin Soundtrack-nya by Float. Kebeneran gue kenal dengan salah satu personilnya Float.
Jalan cerita filmnya cukup baik. Di dalamnya banyak banget idiom2 anak muda yang baru kemaren lulus esema. Biarpun gue dari generasi yang lebih tua, tapi karena punya adik yang beda jauh usianya dan sering ngobrol dengan temen2 yang seumuran adik gue, dapet juga feel idiom2 anak muda Jakarta yang ada di dalam film ini.
Gue nyantai aja liat gaya gaul anak muda yang digambarkan secara jelas dalam film ini. Anak muda Jakarta yang clueless digambarkan dengan baik dalam film ini. Pokoknya kalo lo mau liat Nicholas Saputra dalam peran yang berbeda lagi, silakan liat sendiri film ini.
Cuman yang rada mengganggu ada beberapa potong memotong di beberapa bagian.
Setau gue film ini sudah pake rating yang hanya boleh ditonton untuk usia 18 tahun ke atas saja. Tapi koq masih ada cut dalam adegan yang bikin filmnya aneh.
Ending juga terasa kena cut begitu aja, sehingga gue ngga ngeh dengan mau endingnya.
Gue bingung juga; sebenernya beberapa cut ini terjadi karena editornya yang payah, karena crew Blitz-nya yang masih perlu ditatar ato emang dari LSF-nya dirilis begitu?
Kayaknya perlu nih nanti dirilis DVD versi director’s cut. Saya tunggu loh Mbak Mira dan Mas Riri.

No comments: